Jumat, 05 April 2013

EDMODO : LMS + FB


EDMODO : LMS + FB


Teknologi Internet yang pada mulanya hanya diperuntukkan untuk kepentingan militer, sekarang telah digunakan oleh hampir semua kalangan, tidak terkecuali pula oleh kalangan dunia pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa lembaga pendidikan di Indonesia yang telah mulai menerapkan e-learning, yaitu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan fasilitas internet. Dengan penerapan e-learning dalam dunia pendidikan, maka pemberian bahan ajar, diskusi antar siswa maupun siswa dengan pengajar, pemberian tugas oleh pengajar, pengumpulan tugas dari siswa kepada pengajar, pengumuman nilai dan lain sebagainya dapat dilakukan kapan pun tanpa harus menunggu interaksi tatap muka secara langsung antara pengajar dengan siswa.
Namun, harus pula Kita akui bahwa penerapan e-learning di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia tersebut bisa dikatakan masih sangat sedikit dikarenakan terbentur dengan berbagai kendala, khususnya adalah permasalahan biaya dan penguasaan teknologi untuk menerapkan e-learning tersebut.
Untunglah kini sudah ada solusi mudah dan murah dalam membangun sebuah sekolah online. Caranya adalah dengan menggunakan layanan dari Edmodo.com, sebuah website berbasis social network yang diperuntukkan untuk mendukung pembelajaran online. Seperti halnya pada website social network lain, akun Edmodo dapat diperoleh dengan gratis dan mudah yaitu cukup dengan mengakses dan kemudian melakukan pendaftaran di www.edmodo.com. Hanya saja, bila dibandingkan dengan website social network yang lain, maka akan sangat kentara perbedaannya. Hal ini bisa terlihat dengan jelas pada tampilan halaman awal Edmodo yang membedakan kriteria pengguna, yaitu sebagai guru, siswa, atau orang tua siswa.
Perbedaan selanjutnya dengan social network yang lain seperti Facebook ataupun Twitter adalah dari mekanisme ‘pertemanan’ yang bisa dilakukan. Jika di website social network yang lain pertemanan bisa dilakukan secara terbuka dengan siapapun yang mempunyai akun serta disetujui oleh pemilik akun, maka Edmodo hanya memperkenankan seorang pelajar/mahasiswa untuk berinteraksi dengan group-group yang sudah ditentukan sebelumnya oleh pengajar.
Untuk menghindari seorang pelajar/mahasiswa ‘nyasar’ pada group yang lain, maka setiap group mata pelajaran yang dibuat oleh pengajar telah diberikan kode-kode unik secara otomatis oleh Edmodo, dan selanjutnya ketika pelajar/mahasiswa tersebut akan mendaftar untuk membuat akun pada Edmodo, maka pelajar/mahasiswa tersebut harus memasukkan kode group yang telah diberitahukan oleh pengajar, sehingga hanya orang-orang yang mengetahui kode group mata pelajaran yang bisa bergabung dengan kelas online tersebut.
Kenapa Edmodo?
1.    Sebenarnya ga harus Edmodo sih, apapun boleh yang penting tujuan edukasi nya tetap tercapai.
2.    Edmodo membedakan login sebagai guru, siswa maupun parents (ortu).
Siapa pun Anda, Anda bisa mendaftar sebagai guru. Hal yang bisa Anda lakukan sebagai guru:
·         Mencari/mendaftarkan sekolah Anda
·         Membuat group
Group didaftarkan berdasar jenjang kelas dan subjek mata pelajaran. Misal Grup Matematika untuk Kelas 7 (SMP). Setelah grup terdaftar, Anda akan memperoleh kode grup untuk dibagikan pada siswa Anda. Kode inilah yang digunakan sebagai verifikasi ketika siswa mendaftar di grup yang Anda buat.
·         Membuat library
Mungkin ini yang membedakan Edmodo dengan social network lain. Anda sebagai guru bisa mengupload tipe file apapun di library, jadi bukan hanya memasang link nya. Fitur ini sangat bermanfaat ketika Anda ingin mendelivery konten atau materi ke peserta didik.
·         Menulis note, alert, assignment dan poll
Mungkin kalau di pesbuk, istilah-istilah ini lebih populer sebagai “status”.  Cuma bedanya, guru harus menentukan kepada siapa status ini ditujukan. Kelas mana, siswa yg mana atau mungkin guru lain. Note berupa catatan singkat, alert sifatnya lebih ke peringatan (misal batas waktu pengumpulan tugas, besok ujian, dll), assignment untuk penugasan dan poll apabila guru ingin mengadakan angket atau jajak pendapat. Pada setiap status ini, guru dapat menyertakan file dari library yang dibuat maupun link situs lain.
·         Bergabung dengan komunitas
Ada berbagai macam komunitas berdasar nama mata pelajaran. Silahkan bergabung dan berbagi informasi dengan guru-guru lain pada bidang studi yang sama.

Beberapa fasilitas yang diberikan Edmodo antara lain adalah:
1.      Kemudahan dalam menyampaikan bahan ajar baik hanya dalam bentuk catatan kecil maupun dalam bentuk file tersendiri baik dalam format Microsoft Office, kompressi seperti Zip ataupun Rar, termasuk pula format PDF. Hal ini memungkinkan karena Edmodo memberikan ruang hosting gratis sehingga pengajar/dosen dapat leluasa untuk meng-upload file file bahan ajar yang nantinya dapat didownload oleh pelajar/mahasiswa.
2.      Pengajar dapat dengan leluasa dalam memberikan penugasan, baik penugasan secara massal kepada seluruh pelajar maupun penugasan yang berbeda untuk setiap pelajar. Begitupun juga bagi pelajar dapat dengan leluasa mengumpulkan/mengirimkan file tugas layaknya mengirimkan email kepada pengajar/dosen.
3.      Diskusi antara pengajar/dosen dengan pelajar/mahasiswa maupun antara sesama pelajar/mahasiswa dapat dengan leluasa dilakukan, tanpa harus menunggu terjadinya tatap muka secara langsung, mirip seperti kegiatan update status dan mengasih komentar status teman seperti yang ada di Facebook, Twitter atau website jejaring sosial lainnya.
4.      Mendukung penuh fitur-fitur standar yang semestinya ada pada sebuah Learning Management System (LMS) seperti pemberian materi/bahan ajar, penugasan individu/kelompok, kuis dan penilaian.
5.      Seorang pengajar dapat dengan leluasa membuat group mata pelajaran sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang diampunya, begitu juga seorang pelajar dapat dengan leluasa bergabung dengan semua group yang telah dibuat oleh pengajar, karena untuk dapat bergabung dengan semua group tersebut bisa dilakukan cukup dengan satu akun email saja.
6.      Terdapatnya fitur Parenting, sehingga memungkinkan orangtua dapat mengontrol/mengetahui perkembangan akademik anaknya pada mata pelajaran yang bersangkutan.
7.      Murah, karena seperti layanan jejaring sosial yang lain, siapapun bisa mendaftarkan akunnya baik pengajar/dosen maupun sebagai pelajar/mahasiswa dengan gratis, sehingga tidak perlu membayar tagihan hosting website. Biaya yang diperhitungkan hanya biaya akses internet yang pada saat sekarang sudah semakin murah tarifnya.
8.      Praktis, karena dapat pula diakses via HP, PDA ataupun PC tablet, asalkan ada koneksi internet dan program browsernya.
Dengan segala kemudahan dan fitur yang mendukung penuh untuk penerapan e-learning, maka tidak ada salahnya bagi pengajar ataupun lembaga pendidikan untuk menggunakan layanan gratis dari edmodo.com

Rabu, 03 April 2013

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Pembuatan rencana pembelajaran sangatlah penting dalam kegiatan belajar dan mengajar. Tahapan pembuatan rencana pembelajaran dimulai dengan analisis karakteristik siswa dan lingkungan. Selanjutnya guru dapat melakukan pembuatan tujuan instruksional. Tujuan instruksional terbagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional khusus (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK).
TIU sering disebut dengan standar kompetensi. TIU telah dibuat oleh pemerintah, sehingga sebagai guru hanya melaksanakannya. Akan tetapi, guru masih perlu membuat TIK. TIK dirumuskan oleh guru setelah memperhatikan karakteristik dari peserta didiknya. Tujuan Instruksional (TIK) yang istilah lainnya adalah sempit dibanding TIU dan merupakan hasil penjabaran dari TIU dalam bentuk perilaku spesifik.dengan kata lain dapat disebutkan bahwa TIK adalah kumpulan dari pernyataan yang lebih sempit dan terinci dibandingkan TIU yang biasanya dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, sehingga memudahkan pengajar dalam mengukur hasil belajar. Dalam proses pembuatan TIK rincian pernyataannya didasarkan pada TIU.
Permasalahan yang diangkat dalam permasalahn ini adalah bagaimana penulisan TIK yang tepat. Tujuannya untuk dapat menuliskan TIK dengan tepat.

Pengertian Tujuan Instruksional Khusus
Tujian instruksional khusus merupakan komponen penting dalam menyusun desain instruksional. TIK merupakan permulaan dan panduan dalam desain instruksional. TIK digunakan untuk menyusun kisi-kisi dan validasi tes (Suparman, 2012).
Perumusan TIK harus jelas, pasti, dan dapat diukur. TIK harus dirumuskan dengan jelas, maksudnya  TIK harus dituliskan dan di beritahukan kepada peserta didik. Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi TIK pada peserta didik dan pendidik. Perumusan TIK seharusnya pasti, yaitu hanya mengandung satu pengertian dan tidak ambigu. perumusan TIK juga harus menunjukkan tingkat pencapaian peserta didik (Suparman, 2012).
Tujuan instruksional dapat menjadi arah proses pengembangan instruksional karena di dalamnya tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dicapai peserta didik pada akhir proses instruksional. Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan tersebut merupakan ukuran keberhasilan sistem instruksional yang digunakan oleh pengajar.
Berdasarkan paparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan Instruksional Khusus merupakan suatu rumusan yang menjelaskan apa yang ingin dicapai, atau menjelaskan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari apa yang dipelajari oleh siswa.

Syarat- syarat Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan Instruksional Khusus merupakan penjabaran dari Tujuan Instruksional Umum. Dalam perumusan TIK harus memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut:
1.    Rumusan Tujuan Instruksional Khusus harus merupakan hasil belajar, bukan proses belajar. Misalnya setelah mengikuti proses diskusi guru mengharapkan siswa mampu mengidentifikasi ciri- ciri nilai sosial. Rumusan Tujuan Instruksional Khusus yang benar adalah “siswa mampu mengidentifikasi nilai sosial”.
2.    Perangkat Tujuan Instruksional Khusus dalam satu rencana pembelajaran haruslah komprehensif, artinya kemampuan dituntut dalam setiap Tujuan Instrusional Khusus hendaknya dari jenjang yang berbeda. Misalnya, jika dalam satu rencana pembelajaran ada tiga Tujuan Instruksional Khusus, kemampuan yang dituntut Tujuan Instruksional Khusus  :
a)      Dapat menjelaskan;
b)      Dapat memberi contoh dan ;
c)       Dapat menggunakan;
3.    Kemampuan yang dituntut dalam rumusan Tujuan Instruksional Khusus harus sesuai dengan kemampuan siswa
4.    Banyaknya TIK yang dirumuskan harus sesuai dengan waktu yang tersedia untuk mencapainya (Hernawan, 2005).
Klasifikasi Tujuan Instruksional Menurut Jenis Perilaku (internal)
Menurut (Hernawan, 2005) perumusan TIK mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1.     Kognitif :
a.         Mencakup pengetahuan ingatan yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan
b.         Mencakup pemahaman untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari
c.         Mencakup kemampuan menerapkan suatu kaidah atau metode yang baru
d.        Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan
e.         Mencakup kemampuan membentuk suatu kesatuan
f.          Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
2. Afektif:
a.         Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan
b.        Mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif
c.         Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu
d.        Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai
e.         Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai nilai kehidupan
3. Psikomotorik:
a.         Mencakup kemampuan untuk membedakan ciri ciri fisik
b.        Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai gerakan
c.         Mencakup kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak gerik
d.        Mencakup kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak gerik dengan lancar
e.         Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilandengan lancar, efisien dan tepat
f.         Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan Pola gerak gerik yang mahir
g.        Mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak gerik yang baru

Komponen- komponen Rumusan Tujuan Instruksional Khusus
TIK dapat dilakukan dengan menggunakan dua format yaitu format Merger dan ABCD format.
1. Format Merger
Merger merekomendasikan syarat– syarat untuk menentukan tujuan perilaku yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
a.         Mengidentifikasi tingkah laku terakhir yang ingin dicapai oleh pembelajar
b.        Menentukan dalam kondisi bagaimana tingkah laku tersebut dapat dicapai
c.         Membuat kriteria spesifik bagaimana tingkah laku tersebut dapat diterima.
Merger mendiskripsikan audiense hanya sebagai murid atau pembelajar, dengan menggunakan sebuah format ”kamu akan bisa untuk”. Para desain pembelajaran yang menggunakan format Marger ini biasanya menggunakan ”SWABAT” yang berarti ”the student will be able to”.
2. Format ABCD
Berikut ini penjelasan tentang komponen perumusan TIK. pada prinsipnya format ini sama dengan yang dikemukakan oleh Marger, namun pada bagian ini menambahkan dengan mengidentifikasi audiense, atau subjek pembelajar. Unsur– unsur tersebut dikenal dengan ABCD yang berasal dari empat kata sebagai berikut (Suparman, 2012):
A = Audience
B = Behaviour    
C = Condition     
D = Degree
a. Audience
Audience merupakan peserta didik yang akan belajar. Peserta didik harus dijelaskan secara spesifik. Hal ini dimaksudkan di luar populasi yang ingin mengikuti pelajaran tersebut dapat menempatkan diri seperti siswa atau mahasiswa yang menjadi sasaran dalam sistim instruksional tersebut. Misalnya  siswa kelas X..
b. Behavior
Merupakan perilaku atau kemampuan yang diharapkan, dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran. Komponen ini terdiri atas kata kerja yang menunjukkan kemampuan yang harus ditampilkan siswa dan materi yang dipelajari siswa. Kemampuan tersebut dinyatakan dalam bentuk kata kerja operasional seperti menjelaskan, memberi, contoh, menyusun, membuat, merakit, menunjukkan, mengenal dan sebagainya. Contohnya: menjelaskan ciri makhluk hidup.
c. Condition
Yaitu batasan yang dikenakan kepada peserta didik atau alat yang digunakan peserta didik saat ia di tes. Komponen C dalam setiap TIK merupakan unsur penting dalam menyusunan instrumen tes. Komponen C dalam TIK merupakan dasar penyusunan masalah. Butir soal tes harus relevan dengan TIK. Contoh: dengan diskusi, melalui demonstrasi.
d. Degree
Degree merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku tersebut. Tingkat keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang dianggap dapat diterima. Apabila menurut analisis instruksional perilaku dalam TIK yang bersangkutan merupakan perilaku prasyarat yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum meneruskan mempelajari perilaku yang lain, kedudukan komponen D dan TIK yang bersangkutan menjadi sangat penting. Misalkan, minimal 90% benar, paling sedikit 4 benar, dan sebagainya.
Dalam merumuskan TIK, komponen ABCD dalam penerapannya terkadang tidak disusun secara berurutan namun dapat dibalik-balikkan.
Contoh:
Siswa kelas XI dapat menjelaskan minimal lima ciri-ciri makhluk hidup melalui praktikum.
A: Siswa
B: Menjelaskan
C: Melalui praktikum
D: Minimal lima

Kata Kerja Operasional dalam TIK
            Penggunaan kata kerja operasional dalam TIK masih menjadi kontroversi. Sebagian pihak menganggap penggunaan kata kerja operasional menyebabkan pembelajaran menjadi sempit dan terbatas. Namun, beberapa pihak menyatakan penggunaan kata kerja operasional digunakan untuk mendapatkan kepastian tentang kegiatan yang direncanakan (Suparman, 2012).

Contoh Kata Kerja Operasional
Kata kerja operasional dalam ranah kognitif meliputi:
1.     Pengetahuan (knowledge)
 Mendefinisikan, mendeskripsikan, mendaftarkan, menjodohkan, menyebutkan, menyatakan (states), mereproduksi.
2.  Pemahaman (comprehension)
Mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali,memperkirakan.
3.  Aplikasi
Mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemuan, memanipulasikan, memodifikasi, mengoperasikan, meramalkan, menyiapkan, menghasilkan menghubungkan, menunjukan, memecahkan, menggunakan.
4.  Analisis
Memerinci, menyusun diagaram, membedakan, mengidentifikasikan, mengilustrasikan, menyimpulkan, menunjukan, menghubungkan, memilih, memisahkan, membagi (subdivides).


5. Sintesis
 Mengategorikan, mengkombinasikan, mengarang, menciptakan, memubat desain, menjelaskan, memodifikasi, mengorganisasikan, menyusun, membuat rencana, mengatur kembali, mengrekonstruksikan, menghubungkan, mereorganisasikan, merevisi, menuliskan kembali, menuliskan, memceritakan.
6.  Evaluasi
Menilai, membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik,  membedakan, menerangkan, memutuskan, menafsirkan, menghubungkan, membantu (supports).

Contoh Perumusan TIK di SMA Sjakhyakirti
            Berdasarkan analisis karakter siswa di SMA Sjakhyakirti palembang, dapat dirumuskan TIK sebagai berikut:
No
Perilaku Khusus
TIK
1.
Mengidentifikasi perbedaan antara Archaebacteria dan Eubacteri
Siswa kelas X dapat mengidentifikasi minimal 4 perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria melalui diskusi
2.
Mengelompokkan Archaebacteria (berdasarkan metabolisme dan ekologinya)
Siswa kelas X dapat membedakan minimal dua jenis Archaebacteria melalui diskusi
3.
Mengidentifikasi bentuk bakteri
Siswa kelas X dapat mengidentifikasi minimal tiga bentuk bakteri melalui metode demonstrasi.
4.
Menyimpulkan proses reproduksi bakteri
Siswa kelas X dapat menuliskan kembali tiga jenis reproduksi bakteri melalui metode demonstrasi.